Jangan Asal Bergerak, Dokter Sarankan Olahraga Minimal 150 Menit per Pekan

Jakarta, Kondisi di banyak negara saat ini, termasuk di Indonesia, memperlihatkan penurunan tingkat aktivitas fisik masyarakat yang cukup signifikan. Meskipun demikian, jangan asal 'menyempatkan' diri olahraga. Dokter menyarankan Anda menyediakan waktu minimal 150 menit per pekan untuk berolahraga.

"Sebenarnya secara umum aktivitas fisik dianjurkan minimal 150 menit per pekan untuk orang dewasa. Jadi kalau dibagi rata-rata minimal 30 menitan setiap hari," ujar dr Inggriani Husen, SpKO, atau yang akrab disapa dr Inge, dokter spesialis kedokteran olahraga, dalam konferensi pers 'Exercise is Medicine' yang diselenggarakan di The Sultan Hotel, Jl Jend Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (25/4/2014).

Jika Anda tak sempat menyediakan waktu 30 menit dan hanya bisa melakukan aktivitas fisik sebanyak 10 menit, menurut dr Inge tak menjadi masalah. Yang penting, 10 menit tersebut benar-benar digunakan untuk senam inti, di luar dari waktu pemanasan dan pendinginan.

"Jangan lupa juga intensitasnya harus sedang sampai tinggi, jadi yang sampai terengah-engah begitu. Itu baru berefek," papar dr Inge.

Ditambahkan oleh dr Grace Tumbelaka, SpKO, semua aktivitas yang mengeluarkan energi memang bisa disebut sebagai aktivitas fisik. Namun bukan berarti beres-beres rumah dijadikan kegiatan utama. Ia menyebutkan bahwa kegiatan seperti mencuci mobil, masak, hingga menyapu rumah termasuk dalam kategori aktivitas fisik intensitas ringan.

"Yang sedang itu setidaknya berjalan kaki atau naik tangga 10 menit," ungkapnya.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, hampir separuh dari proporsi penduduk Indonesia kelompok usia di atas 10 tahun masih tergolong memiliki perilaku sendentari atau kurang beraktivitas fisik.

(ajg/vit) detik.com
http://www.blogger.com/monetize.g?blogID=14645719374089833009

Sibuk Kerja dan Cuma 'Geber' Olahraga Sabtu-Minggu? Ini Efeknya Bagi Tubuh

Jakarta, Padatnya aktivitas dan beban pekerjaan kerap menjadi alasan mengapa seseorang tak sempat berolahraga kecuali di akhir pekan. Bukannya menyehatkan, kebiasaan ini justru bisa memberi efek negatif terhadap kesehatan, lho.

"Pada prinsipnya direkomendasikan olahraga 3 kali per pekan supaya dilakukannya tidak berturut-turut. Waktu itu pasti ada, it's a choice, our lifestyle. So make time," tegas dr Grace Tumbelaka, SpKO, dokter spesialis kedokteran olahraga, di sela-sela acara 'Exercise is Medicine' yang diselenggarakan di The Sultan Hotel, Jl Jend Gatot Soebroto, Jakarta, dan ditulis pada Sabtu (26/4/2014).

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh dr Inggriani Husen, SpKO, atau akrab disapa dr Inge. Ia membenarkan pentingnya menyediakan waktu untuk berolahraga secara berselang dalam sepekan, tak langsung 'dihajar' dalam dua hari di akhir pekan alias Sabtu dan Minggu saja. Mengapa?

"Aktivitas fisik itu efeknya bertahan 48 jam. Jadi kalau cuma olahraga Sabtu dan Minggu, kira-kira di hari Rabu itu sudah hilang efeknya," terang dr Inge.

Oleh sebab itu, jika dilakukan secara berselang, efek positif yang dirasakan tubuh akan lebih banyak. Badan akan menjadi sehat dan bugar lebih rata.

"Kalau memang benar-benar tidak sempat olahraga, setidaknya perbanyak aktivitas fisik di hari kerja. Misalnya kerja di gedung A, tapi parkir di gedung C, jadi bisa jalan kaki. Juga lebih memilih untuk naik tangga ketimbang menggunakan lift. Semua bergantung pilihan," tutur dr Grace.

(ajg/vit)

http://www.blogger.com/monetize.g?blogID=14645719374089833009

Redakan Stres, Minumlah Teh Oolong


MUNCULNYA berbagai jenis minuman baru tak membuat teh dilupakan. Pasalnya, teh tak hanya menyegarkan, tetapi minuman ini juga sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Banyak jenis teh bisa dipilih sebagai alternatif untuk menjadikan seseorang lebih sehat. Salah satunya adalah teh Oolong yang mempunyai banyak manfaat. Teh ini mampu mengusir kolesterol jahat hingga mengobati dermatitis.
Kalau Anda termasuk tipe orang yang makan tanpa kontrol atau mengonsumsi makanan dan minuman yang manis kala stres, minum saja teh Oolong. Menurut hasil riset, teh ini mampu meredakan stres karena polifenol yang terkandung di dalamnya memiliki daya antioksidan 100 kali lebih besar dari vitamin C.

Pasti Anda bertanya-tanya, apa bedanya Oolong dengan teh jenis lainnya? Teh biasa diperoleh dengan cara pemanasan, untuk menghadang reaksi enzimatik alami (oksidasi) daun. Begitu dikeringkan, daun-daun teh tersebut lalu digulung dengan maksud memecah struktur sel di dalamnya.

Sedangkan teh Oolong ditempatkan dalam kondisi tertentu dengan kelembapan dan temperatur khusus untuk memungkinkan oksidasi. Namun, proses oksidasi hanya dilakukan setengah jalan (oksidasi sempurna akan membentuk teh hitam). Daun-daun teh Oolong tidak dibuat untuk pecah, sehingga sebagian struktur sel daun masih relatif menyatu. Perbedaan proses inilah yang membuat setiap jenis teh memiliki manfaat berbeda, meski berasal dari daun tumbuhan yang sama.

Menurut penelitian, kandungan antioksidan yang tinggi dari proses oksidasi setengah membuat teh Oolong mempercepat metabolisme dalam tubuh, sehingga mereka yang rutin meminum teh Oolong mendapat keuntungan pembakaran kalori lebih cepat ketimbang yang tidak.

Bagaimana? Apakah Anda sudah mengonsumsi teh Oolong hari ini? Mari redakan stres karena pekerjaan dengan secangkir teh Oolong hangat. (Adv) (tty)


Page Rank

Join this site